Jumat, 01 November 2013

Bahaya langsung Tidur Setelah Makan

Berikut ini adalah beberapa bahaya yang terjadi akibat kebiasaan tersebut, seperti yang dilansir oleh Livestrong.

1.Berat badan naik
Untuk menurunkan berat badan, tubuh kita harus membakar kalori lebih banyak dari kalori yang kita konsumsi. Makan larut malam sangat berbahaya karena bisa membuat tubuh menumpuk lemak lebih banyak. Jika Anda merasa lapar disaat malam hari, sebaiknya cobalah mengisi perut dengan makanan sehat seperti salad dan buah, bukan makanan tinggi kalori seperti kue atau pizza.

2.Rasa panas di dada
Pada awalnya berbaring setelah makan mungkin akan membuat Anda merasa baik, namun sementara tubuh kita beristirahat,sistem pencernaan akan bekerja keras.

3.Langsung tidur setelah makan dapat memicu terserang maagh.
Hal tersebut akibat dari tubuh kita mengalami kelebihan asam lambung hingga menimbulkan rasa panas yang menyebar di daerah perut serta tenggorokan.

4.Refluks asam
Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau refluks asam terjadi akibat dari katup antara perut dan kerongkongan tidak menutup sepanjang jalan. Hal ini memungkinkan asam lambung untuk kembali ke tenggorokan, yang menyebabkan rasa seperti terbakar.
Dan yang lebih buruknya lagi, berbaring ke sisi kanan setelah makan dapat memperparah kondisi diatas.

5.Stroke
Berdasarkan hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan di University of Ioannina Medical School di Yunani, kebiasaan tidur setelah makan disinyalir juga mampu meningkatkan resiko terserang penyakit stroke.

Bahaya makan berlebihan

1. Terjadi gangguan pencernaan
Makan secara berlebihan dalam Islam jelas dilarang Nabi SAW telah memberi tuntunan bahwa perut sebaiknya terdiri tiga bagian 1/3 bagian makanan, 1/3 air dan yang penting juga 1/3 udara. Jika jumlah makanan dalam lambung terlalu banyak atau melebihi kapasitas enzim pencernaan yang yang
diproduksi, maka makanan tidak tercerna dengan sempurna.
Makanan yang tidak tercerna sempurna ini kemudian masuk ke usus dan menyebabkan fermentasi, salah cerna, dan menimbulkan gas. Akibat makan berlebihan dapat juga timbul gejala berupa rasa sakit perut dan perut dirasakan penuh dan membengkak, hal ini dibuktikan dengan bersendawa (belching) yang keras bertubi-tubi. Simtom ini terutama ditemukan pada meraka yang bergantian menelan dan mengeluarkan udara. Bila tidak dapat bersendawa, maka perut akan terasa kembung (meteorismus) dan kentut (flatus) yang tidak berbau. Selain perut menjadi tidak enak juga dapat berakibat muntah dan diare.
2. Tubuh banyak menghasilkan radikal bebas yang dihasilkan oleh tubuh .
Oksigen yang kita hirup akan diubah oleh sel tubuh secara konstan menjadi senyawa yang sangat reaktif, dikenal sebagai senyawa reaktif oksigen yang diterjemahkan dari reactive oxygen species(ROS), satu bentuk radikal bebas. Perisitiwa ini berlangsung saat proses sintesa energi oleh mitokondria atau proses detoksifikasi yang melibatkan enzim sitokrom P-450 di hati.
Produksi ROS secara fisiologis ini merupakan konsekuensi logis dalam kehidupan aerobik. Aktifitas makan merupakan salah satu aktifitas aerobik yakni aktifitas yang memerlukan oksigen makan yang berlebihan konsekunsinya akan memerlukan oksigen yang banyak akibatnya produksi radikal bebas juga banyak. Kelebihan produksi radikal bebas akan menyebabkan terjadinya stress oksidatif yang dapat membawa kerusakan mulai tingkat sel.
Berbagai penyakit yang telah diteliti dan diduga kuat berkaitan dengan aktivitas radikal bebas mencakup lebih dari 50, di antaranya adalah penuaan dini, stroke, asma, diabetes mellitus, berbagai penyakit radang usus, penyumbatan kronis pembuluh darah di jantung, parkinson, hingga AIDS serta Kanker.
3. Melonjaknya kadar gula darah.
Sering kita mendengar istilah Indeks glikemik (IG) suatu istilah yang berkaitan erat dengan metabolisme karbohidrat. IG pangan merupakan indeks (tingkatan) pangan menurut efeknya dalam meningkatkan kadar gula darah. Pangan yang mempunyai IG tinggi bila dikonsumsi akan meningkatkan kadar gula dalam darah dengan cepat dan tinggi. Sebaliknya, seseorang yang mengonsumsi pangan ber-IG rendah maka peningkatan kadar gula dalam darah berlangsung lambat dan puncak kadar gulanya rendah. Tetapi yang sering kita lupakan selain faktor Indeks Glikemik karena jenis bahan makanannya yang sudah memang tinggi indeks glikemiknya seperti karbohidrat sederhana contoh gula pasir, sirop dll jumlah makanan yang berlebihan juga akan menyebabkan melonjaknya kadar gula darah kita. Ketika kadar gula darah melambung tinggi otomatis tubuh akan segera memproduksi hormon insulin besar-besaran untuk menurunkan kadar gula darah. Kebisaan makan berlebihan yang berdampak pada melonjaknya kadar gula darah tersebut akan mendorong tubuh lebih pandai menyimpan lemak dari pada menggunakannya, dampaknya bobot tubuh akan membengkak. Tubuh akan mempunyai komposisi lemak yang banyak dibanding protein, keadaan tersebut akan menyebabkan tubuh kesulitan memperoleh alat transportasi untuk membawa molekul glukosa ke dalam sel yaitu Glukosa transporter-4 (GLUT-4) akibatnya dapat menyebabkan kencing manis.
4. Menurunnya kebugaran.
Makan berlebihan secara sunah jelas menyalahi dimana proporsi 1/3 makanan, 1/3 air dan 1/3 udara menjadi tidak terpenuhi. Hal tersebut mengakibatkan saluran pencernaan menjadi kerja keras sehingga tubuh jadi lemas dan malas. Selain itu kenikan gula darah yang melonjak yang mengakibatkan produksi insulin melimpah ruah memicu asam amino masuk kedalam otak kita dan akibatnya kita menjadi mengantuk, jadi tidak heran jika kita kenyang maka kawannya adalah mengantuk.
5. Meningkatnya RQ (Respiratory Quotient) berakibat nafas jadi sesak.
RQ Merupakan rasio antara karbondioksida yang dikeluarkan selama respirasi dengan mole Oksigen yang digunakan; ditentukan dengan cara menempatkan suatu organisme dalam ruangan respirasi tertutup. Nilai RQ bersifat karakteristik dengan jenis senyawa yang dioksidasi; oksidasi metabolic lemak menghasilkan nilai RQ=0,7; protein RQ=0.8 dan karbohidrat RQ=1,0.
Ketika makan berlebihan lebih-lebih sumber makanannya adalah karbhidrat maka dampak yang akan diperoleh adalah banyaknya produksi karbondioksida yang berlimpah akibatnya kita akan terasa sesak bernafas terlebih pada orang yang telah mempunyai penyakit paru.
6. Kejenuhan Siklus Kreb.
Siklus Kreb adalah merupakan rangkaian oksidasi lengkap bahan makanan: sebagai sumber ostetik koenzim A, fungsi emfibolik siklus Kreb serta pembentukan energi. Jika kita makan berlebihan maka siklus kreb akan dapat menjadi jenuh sehingga metabolisme akan menjadi tidak normal. Kedaan tersebut berdampak pada keadaan tubuh akan lebih rajin menyimpan energinya dalam bentuk lemak akibatnya orang cenderung kegemukan dan obesitas yang tentunya berisiko terkena berbagi penyakit degeneratif, atau penyakit yang biasanya bersifat kronis membutuhkan waktu dan biaya banyak untuk penanganannya yang bisa bikin menderita baik yang sakit maupun keluarga yang membiayainya.

Bahaya Junk Food ( Makanan Cepat Saji )

1. Meningkatkan risiko penyakit jantung
Sebuah studi yang dilakukan University of Minnesota School of Public Health, meneliti tentang efek berbahaya dari junk food. Penelitian ini dilakukan selama 10 tahun yang melibatkan lebih dari 60.000 orang Singapura keturunan China. Partisipan berusia antara 45-74 tahun. Selama 10 tahun periode studi, menunjukkan 1.397 partisipan meninggal akibat penyakit jantung dan 2.252 menderita penyakit diabetes tipe 2.

Penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwa makan fast food dua kali atau lebih dalam seminggu memiliki kemungkinan 27 persen lebih besar untuk terserang diabetes dan 56 persen meninggal akibat penyakit jantung, dibandingkan dengan partisipan yang jarang atau tidak pernah makan fast food. Bahkan 811 partisipan yang diketahui makan fast food empat kali atau lebih perminggu, risiko kematian akibat serangan jantung meningkat hingga 80 persen.

2. Kanker kolorektal
Kanker kolorektal atau kanker yang menyerang organ usus besar dan anus, kebanyakan menyerang orang di atas usia 50 tahun. Namun di Indonesia diketahui beberapa pasien di bawah usia 50 tahun juga menderita kanker ini. Menjamurnya restoran makanan cepat saji atau fastfood dituduh sebagai penyebab tingginya penderita kanker kolorektal di Indonesia.

DR. dr. Noorwati Sutandyo, Sp.PD, KHOM menyarankan untuk mencegah kanker kolorektal sejak dini. Hal ini bisa diusahakan dengan banyak makan sayuran, buah-buahan, ikan dan banyak berolahraga. 

3. IQ pada anak lebih rendah
Penelitian dari University of Adelaide menunjukkan bahwa pola makan yang sarat junk food di usia kecil, akan membuat IQ anak lebih rendah dua poin dari anak yang tak banyak makan junk food saat masih kecil.

Walaupun perbedaan IQ-nya tak begitu kentara, studi ini membuktikan bahwa pola makan anak berusia 6 sampai 24 bulan memberikan efek yang kecil namun signifikan terhadap IQ saat usianya mencapai 8 tahun.